loading...
Amfoterisin B adalah fungistatik atau fungisida, tergantung pada konsentrasi yang dicapai dan kerentanan organisme terhadap amfoterisin B. Amfoterisin B beraksi dengan mengikat sterol dalam membran sel jamur, menghasilkan perubahan membran permeabilitas yang memungkinkan kebocoran komponen intraseluler dari selIndikasi Amfoterisin:
Untuk kandidiasis intestinal, infeksi jamur sistemik, penanganan sistemik berat atau deep mycosis.
Kontra Indikasi: ( - )
Dosis dan Cara Pemakaian Amfoterisin:
- Oral: untuk kandidiasis intestinal 100-200 mg tiap 6 jam.
- Bayi dan anak-anak: 100 mg 4 kali sehari.
- Injeksi intravena: infeksi jamur sistemik, dosis percobaan 1 mg selama 20-30 menit dilanjutkan dengan 250 mcg/kgbb/hari, pelan-pelan dinaikkan sampai 1 mg/kgBB/hari
- maksimum 1,5 mg/kgBB/hari atau selang sehari.
Efek Samping Amfoterisin:
- Bila diberikan secara parenteral: anoreksia, mual, muntah, diare, sakit perut, demam, sakit kepala, sakit otot dan sendi.
- Anemia
- Gangguan fungsi ginjal (termasuk hipokalemia dan hipomagnesemia) dan toksisitas ginjal.
- Toksisitas kardiovaskuler (termasuk aritmia).
- Gangguan darah dan neurologis (kehilangan pendengaran, diplopia, kejang, neuropati perifer). Gangguan fungsi hati (hentikan obat).
- Ruam
- Reaksi anafilaksis.
Peringatan dan atau Perhatian:
- Bila diberikan secara parenteral sering menimbulkan efek samping (perlu pengawasan ketat dan uji dosis yang diperlukan)
- pemeriksaan fungsi hai dan ginjal, hitung jenis sel darah, dan pemeriksaan elektrolit plasma (hindari penggunaan obat lain yang bersifat hepatotoksik seperti kortikosteroid, kecuali untuk mengendalikan radang)
- antineoplastik
- pergantian tempat suntikan yang terlalu sering (iritasi), infus yang cepat (resiko aritmia).
- Hati-hati pada wanita hamil dan ibu menyusui.
- Reaksi anafilaksis kadang-kadang terjadi pada penggunaan amfoterisin intravena.
- Dianjurkan untuk memberikan dosis percobaan sebelum infus amfoterisin dan pasien diamati selama kira-kira 30 menit.
- Antipiretik dan kortikosteroid sebagai profilaksis hanya diberikan pada pasien dengan riwayat reaksi obat sebelumnya, sedangkan amfoterisin harus diberikan.
Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
Serbuk injeksi 50 mg/vial, 100 mg/vial.
Penyimpanan dan Stabilitas:
Simpan pada suhu 2-8°C dalam wadah kedap udara
Terlindung dari cahaya.
Pustaka:
-MIMS Indonesia Edisi 15 Tahun 2014.
-ISO Indonesia Volume 46 Tahun 2011-2012.
loading...