loading...
Klaritromisin merupakan antibiotik yang termasuk dalam golongan macrolide. Klaritromisin biasanya dikonsumsi untuk menangani infeksi bakteri pada beberapa bagian tubuh.Indikasi Klaritromisin:
- Radang telinga tengah akut (H. influenzae, M. catarrhalis, atau S. pneumoniae), Pneumonia komunitas karena kuman Mycoplasma pneumoniae, S. pneumoniae, atau Chlamydia pneumoniae, Faringitis/tonsillitis, sinusitis maksiler akut, infeksi kulit dan jaringan, serta infeksi mikobakterial.
- Faringitis/tonsilitis karena kuman S pyogenes, sinusitis maksiler akut dan eksaserbasi akut pada bronkitis kronis karena curiga kuman H. influenzae, M. catarrhalis, atau S. pneumoniae.
- Pneumonia komunitas karena kuman H. influenzae, H. parainfluenzae, Mycoplasma pneumoniae, S. pneumoniae, atau Chlamydia pneumoniae.
- Infeksi kulit dan jaringan karena curiga kuman S. aureus, S. pyogenes. Infeksi mikobakteri karena M. avium atau M. intracellulare
- Pencegahan penyebaran infeksi mikobakteri karena M. avium complex (MAC) misalnya pada pasien yang terinfeksi HIV.
- Penyakit ulkus Duodeum karena H. pylori, bersama dengan pemberian obat lain seperti amoxicillin dan lansoprazole atau omeprazole, ranitidine bismuth citrate, bismuth subsalicylate, tetracycline, dan/atau suatu obat golongan antagonis H2.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap klaritromisin atau beberapa antibiotik makrolida, penggunaan bersama dengan derivat ergot, pimozide, cisapride.
Efek Samping Klaritromisin:
- Susunan saraf pusat: Sakit kepala (dewasa dan anak).
- Dermatologik: Rash.
- Gastrointestinal: Gangguan pengecap, diare, muntah, mual, nyeri perut, dispepsia.
- Hepatik: peningkatan waktu Prothrombin.
- Renal: Peningkatan ureum, peningkatan alkaline phosphatase, anafilaksis, tidak nafsu makan, kecemasan, perubahan perilaku, peningkatan bilirubin, bingung, disorientasi, peningkatan GGT, glositis,
- halusinasi, gangguan pendengaran (reversible), disfungsi hepatik, gagal hepar, hepatitis, hipoglikemia, insomnia, nefritis interstitial, jaundice, leukopenia, neutropenia, pankreatitis, psikosis
- perpanjangan QT, kejang, peningkatan serum kreatinin, sindroma Stevens-Johnson, stomatitis, telinga berdenging, lidah lebih gelap, pewarnaan gigi, torsade de pointes, nekrolisis epidermal toksik, peningkatan transaminases, tremor, urticaria, takikardi ventrikuler, aritmia ventrikuler, vertigo.
Peringatan dan Perhatian:
- Karena potensial terjadi interaksi, amati adanya aritmia bila obat diberikan bersama cisapride.
- Clarithromycin juga dapat meningkatkan kadar theophylline, beberapa golongan statin, digoxin, warfarin, dan cyclosporine.
- Clarithromycin dapat diberikan pada pasien yang alergi terhadap penisilin untuk mencegah endocarditis.
Dosis dan Cara Pemakaian:
1. Untuk pengobatan eksaserbasi akut bronkitis kronis karena kuman Moraxella catarrhalis atau S. pneumoniae:
- Dosis oral (regular, suspensi):
- Dewasa: 250 mg PO tiap 12 jam selama 7-14 hari.
- Anak-anak dan bayi usia 6 bulan atau lebih: 7.5 mg/kg PO tiap 12 jam.
- Dosis maksimal 500 mg/hari.
Dosis oral (regular, suspensi);
- Dewasa: 500 mg PO tiap 12 jam selama 7 hari untuk H. parainfluenzae atau 7-14 hari untuk H. influenzae.
- Anak-anak dan bayi usia 6 bulan atau lebih: 7.5 mg/kg PO tiap 12 jam.
- Dosis maksimal 500 mg/hari.
- Dosis oral (regular, suspensi):
- Dewasa: 250 mg PO tiap 12 jam selama 7-14 hari.
- Anak-anak dan bayi usia 6 bulan atau lebih: Dosis oral (regular, suspensi): 7.5 mg/kg PO tiap 12 jam selama 10 hari.
- Dosis maksimal 1 g/hari.
Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
Tablet: 250 mg, 500 mg.
Stabilitas dan Penyimpanan Klaritromisin:
- Simpan tablet dan granul untuk suspensi pada suhu ruang.
- Setelah dilarutkan, suspensi jangan disimpan dalam refrigerator karena akan berbentuk gel.
Pustaka:
-MIMS Indonesia Edisi 15 Tahun 2014.
-ISO Indonesia Volume 46 Tahun 2011-2012.
loading...